Gunung Raja Basa terletak di pulau sumatra bagian selatan, tepatnya di Kabupaten Lampung Selatan. Untuk menuju lokasi pendakian tidaklah sulit, dari kota Kalianda bisa naik ojek atau jalan menuju desa Sumur Kumbang, nah dari desa Sumur Kumbang itulah para pendaki biasa memulai perjalanan untuk menuju Puncak Gunung Rajabasa.
Penduduk Desa Sumur Kumbang mayoritas suku Sunda, penduduknya ramah dan sopan. Di Desa Sumur Kumbang terdapat pula pemandian air panas belerang. Pemandian air panas belerang biasanya dikunjungi oleh masyarakat luar daerah, adapun khasiat mandi air belerang adalah untuk menghilangkan penyakit-penyakit kulit.
Awal pendakian saya ke gunung Rajabasa tahun 1996, waktu itu saya masih duduk di bangku SLTA kelas 1, ikut dalam organisasi Pecinta Alam dan Pendaki Gunung (PAPG) Belantara Hijau yang di dirikan di sekolah saya. Saya dan 3 (tiga) orang teman saya dan 1 (satu) orang penduduk asli desa Sumur Kumbang sebagai penunjuk jalan untuk menuju Puncak Gunung Rajabasa. Gunung Rajabasa ternyata masih merupakan gunung yang mempunyai hutan yang masih asli dan jarang dijamah oleh manusia. Untuk menuju puncak gunung Rajabasa dibutuhkan waktu kurang lebih 3 sampai 4 jam (pendakian dari desa sumur kumbang).
Gunung Rajabasa adalah salah satu gunung yang banyak menyimpan misteri, salah salah satu contoh adalah Batu Cukup. Batu Cukup adalah sebuah batu yang letaknya di bekas kawah gunung Rajabasa yang sekarang menjadi sebuah rawa yang ditumbuhi rumput, konon batu itu diberi nama Batu Cukup karna selalu cukup jika ditempati oleh berapapun orang, dan anehnya rawa dimana tempat batu itu berdiri menyimpan keanehan juga, karna sewaktu-waktu rawa itu bisa dangkal dan bisa juga dalam. Ini pernah terjadi pada salah seorang senior kami, waktu itu tinggi air di rawa itu sekitar lutut tapi begitu besok harinya ingin pulang kayu yang tingginya kurang lebih 1 meter itu dimasukkan ke dalam rawa itu ternyata tidak sampai dasar, melihat kejadian seperti itu senior kami jadi enggan pulang dan memutuskan untuk pulang besok harinya, dan anehnya besok harinya tinggi air itu kembali normal seperti biasa dan mereka pun akhirnya pulang. Kejadian seperti ini menjadi pengalaman bagi kami semua dan para pendaki lainnya bahwa apabila kita ingin ke lokasi Batu Cukup hendaknya membawa sebilah kayu untuk mengukur ketinggian air di rawa tersebut karna ketinggian air tersebut dapat berubah sewaktu-waktu.